CHAPTER 1-4
Ibu menunjuk
sebuah pintu yang sama dengan yang ditunjuk oleh Mimi. Disana memang ada sebuah
mini bus yang cukup besar untuk mengangkut mereka semua.
“Baiklah kalau begitu…” Ujar
Fajar optimis
“Dalam hitungan ketiga, semuanya
berlari ke arah bis itu. Yang memegang senjata melindungi dibelakang. Paham
semuanya??” Seru Fajar
“Iya aku mengerti!!” Sahut si
siswi yang masih memukuli pemangsanya
Semuanya dalam
posisi ancang-ancang siap berlari, keringat dingin pun bermunculan. Para
pengunjung yang masih hidup lainnya pun ikut bersiap-siap juga.
“1!!”
“2!!”
Seluruhnya
menatap penuh pada pintu keluar kecuali beberapa orang yang masih bergulat
dengan para pemangsanya. Para pemangsapun masuk satu persatu melalui jendela
yang rusak. Namun tampaknya ada yang berfikiran egois, salah satu dari mereka
lari sebelum waktunya. Seorang Pria lari
melewati kawanan pemangsa dan grupnya Yuda, secara otomatis ia menarik
perhatian para pemangsa mereka.
“BABI!!” Ketus Yuda
Rombongan Yuda
pun ikut berlari tanpa mengikuti komando, semuanya hanya memiliki satu tujuan
yang sama yaitu masuk ke dalam mini bus yang berwarna hitam bertuliskan “Semoga
Perjalanan anda Menyenangkan”. Pria itu akhirnya berhasil membuka pintu café,
rombongan Yuda masih agak jauh dari pintu itu. Si Siswi, Remaja lelaki dan
Fajar berada dibelakang mereka diikuti beberapa orang yang selamat lainnya.
“GYAAAAAAH!!!!!”
Seorang wanita
tertangkap oleh salah satu dari mereka, tangannya ditarik secara tiba-tiba.
Saking kencangnya tarikan si pemangsa, wanita itu terangkat melayang diudara.
Dan parahnya lagi ia dibanting ke lantai sampai lehernya patah. Lain lagi
dengan nasib anak lelaki di depan wanita malang itu Anak lelaki itu harus tewas
karena ketika ia melewati pintu besi menuju dapur, pintu itu terbuka dengan kencangnya oleh si
koki gila itu dan mengakibatkan tubuhnya hancur terjepit pintu besi dan tembok.
Darahnya mengalir kemana-mana, dagingnya hancur seperti daging yang dicincang.
Tulang-tulangnya juga hancur dan bola matanya menggelinding di lantai.
“Aaaaaa…!!!!”
“HUAAAA!!!”
Mereka berlari
sambil berteriak tak jelas, belum lagi para pemangsa terus-terusan
meraung-raung dengan suara yang mengerikan.
Mimi dan gadis
kecil berhasil keluar dari Café, diikuti si ibu dan pelayan lalu Evi pun
menyusul bersama Remaja lelaki itu. “ARRGGGGHHH!!!!!” Tiba – tiba dari arah
samping, pria egois tadi harus merelakan bagian vitalnya pada seorang gadis
kecil yang berubah menjadi pemangsa itu. Bagian vital itu habis dimakan oleh
gadis itu, pria itu berteriak-teriak kesakitan. Lama-kelamaan ia berteriak
sambil mengeluarkan air mata, teriakannya pun sedikit demi sedikit memelan dan
nyaris tak bersuara. Ia pun melihat Mimi dan kawan-kawan yang hampir dekat
dengan tujuan mereka. Pria itu melambaikan tangannya mengharapkan pertolongan.
Mimi pun tiba-tiba berhenti berlari. Gadis kecil yang bersama mereka
bersembunyi dibelakang Mimi.
“ADUH!!” Remaja lelaki itu
menabrak Mimi
Semuanya pun ikut
berhenti.
“Ada apa ini nak?” Tanya si Ibu
“Kita harus menolongnya!!” Ujar
Mimi
“ Kau Gila!!” Ujar remaja itu
kesal
“Kau pikir dengan
menyelamatkannya… kita akan selamat dari manusia-manusia gila yang memangsa
daging kita? Sadar donk mba! Kau ini membawa dua nyawa, kalau kau nekat kau
akan mati beserta bayi ini.” Ujar remaja itu
“Dia benar Mba, yang harus kita
pikirkan sekarang adalah kita sendiri.” Evi setuju
“Tapi……”
“Ga ada tapi-tapian..!!” Potong
Remaja itu
Remaja itu
langsung menarik tangan Mimi, Mimi masih memperhatikan Pria itu. Pria itu
menatap Mimi dan kawan-kawan pergi meninggalkannya.
“AAAAA…..HUAAA…..” Pria itu
berteriak sambil menangis
Badannya pun
ambruk ke jalan, sambil menahan rasa sakitnya ia menangis tanpa suara. Gadis
gila itu masih menikmati bagian vital si pria itu yang putus dari tempatnya.
Fajar dan si siswi beserta 2 orang lainnya berhasil keluar, Yuda masih memukuli
musuhnya.
“Ayo kita pergi!!” Ajak Fajar
“Kak AYO!!” Sahut si siswi
“BUG!! BAG!!”Yuda
memberikan polesan terakhir pada musuhnya. Ia pun berlari keluar, namun sayang
ketika pintunya tertutup sesuatu hal terjadi padanya.
“EEEEEKKKKK!!!! HEGHHH!!!”
Pintu pun
tertutup, Yuda malah terpelanting kebelakang akibat dari dasinya tersangkut di
pintu yang tertutup.
“Oh TIDAAAK!!”
“BRAK!!” Yuda
membentur pintu café. Para pemangsa berlari dari arah dalam café dan hal sial
pun kembali menimpa Yuda. Belum selesai merasakan rasa pusing akibat membentur
pintu, ia harus merasakan kembali hangatnya kasih sayang pintu itu. Para
gerombolan pemangsa itu berlarian dari dalam café dan mendobrak pintu café
dimana dasi Yuda tersangkut. “BUGHHH!!!!!” Pintu itu kembali menghantam Yuda,
mukanya bonyok akibat hantaman pintu. Selain itu ia harus melayang beberapa
saat di udara sebelum akhirnya mendarat di asapal jalan.
“Kakak Ganteng!!!” Teriak si
Siswi
“Cepat tolong dia!!” Seru si Pria
berkumis
“Yudaaaaaaaaa…..!!!!!” Evi
Histeris
Yuda mengalami
hantaman keras dikepala. Pandangannya pun mulai buram, teriakan-teriakan
rekannya pun terdengar seiring dengan hilangnya kesadarannya. Terakhir yang ia
lihat adalah ketika ia diseret oleh rekannya menuju sebuah bus di depan sana.
Sementara itu
dilain tempat dua orang pemuda berlarian di koridor, mereka berlari kencang
sekali. Mereka dikejar oleh para manusia gila juga, namun bentuk mereka agak
lain dari yang berada di café. Mereka bisa merayap didinding bagaikan seekor
laba-laba, namun mereka cenderung lebih cepat daripada yang berada di café.
Memang mereka memiliki luka gigitan seperti para manusia gila yang berada di
café tetapi yang menjadi pertanyaan mereka sama sekali tidak membusuk dan tidak
berbau busuk.
Salah satu dari
mereka adalah Madi adik dari Yuda, itu bisa dilihat dari baju seragam
kuliahnya. Di bajunya terpasang papan nama bertuliskan Madi. Sedangkan satunya
adalah Yoni kakak tertua dari Yuda dan Madi, ia adalah calon dosen di perguruan
tempat Madi kuliah.
“Sial!! Mereka lebih cepat
ketimbang yang berada diluar…” Madi menggerutu
“Yang terpenting adalah kita
harus menjauh dari mereka.” Ujar Yoni
“Ya aku tau itu…”
Mereka berlari
menyusuri koridor kampus, suara derap langkah mereka terdengar begitu jelas ke
seluruh penjuru ruangan. Ditambah lagi suara-suara manusia-manusia gila itu
makin keras saja. Mereka berlari menyusuri lorong-lorong koridor, melihat
kesana-kemari untuk mencari tempat aman. Yoni pun menunjuk sebuah ruangan.
“Kita sembunyi digudang aja!”
Seru Yoni terengah-engah
“Gudang?” Madi tak yakin
“Ku pikir itu ide yang buruk….”
“Halah….” Tepis Yoni
“Ikuti saja perintah kakamu ini
dan jangan membantah!!” Bentak Yoni
“Tapi…..”
Tangan adiknya ia
genggam, mereka menambah kecepatan. “DRAP” “DRAP” “DRAP” suara langkah mereka
yang berirama. Manusia itu merayap dengan lincahnya di dinding-dinding sambil
menjulurkan lidahnya sekaligus memamerkan gigi-gigi tajam mereka. “TEKKK!!!”
“CLIK!!” “CLIK!!” “BLAM!!!!” Yuda membuka pintu dan langsung masuk ke ruangan itu. Mereka pun
aman untuk sementara waktu.
Si manusia gila
itu langsung balik badan dan menghilang, entah apa yang ia pikirkan. Biasanya
mereka selalu mendobrak paksa pintu dan memakan korbannya. Namun ia berbeda, sepertinya
ia menyerah. Atau ia memiliki rencana lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar