usman

usman

Rabu, 21 September 2011

TRANSFORMBIE 1-4

CHAPTER 1-4



Ibu menunjuk sebuah pintu yang sama dengan yang ditunjuk oleh Mimi. Disana memang ada sebuah mini bus yang cukup besar untuk mengangkut mereka semua.
                “Baiklah kalau begitu…” Ujar Fajar optimis
                “Dalam hitungan ketiga, semuanya berlari ke arah bis itu. Yang memegang senjata melindungi dibelakang. Paham semuanya??” Seru Fajar
                “Iya aku mengerti!!” Sahut si siswi yang masih memukuli pemangsanya
Semuanya dalam posisi ancang-ancang siap berlari, keringat dingin pun bermunculan. Para pengunjung yang masih hidup lainnya pun ikut bersiap-siap juga.
                “1!!”
                “2!!”
Seluruhnya menatap penuh pada pintu keluar kecuali beberapa orang yang masih bergulat dengan para pemangsanya. Para pemangsapun masuk satu persatu melalui jendela yang rusak. Namun tampaknya ada yang berfikiran egois, salah satu dari mereka lari sebelum waktunya. Seorang Pria  lari melewati kawanan pemangsa dan grupnya Yuda, secara otomatis ia menarik perhatian para pemangsa mereka.
                “BABI!!” Ketus Yuda
Rombongan Yuda pun ikut berlari tanpa mengikuti komando, semuanya hanya memiliki satu tujuan yang sama yaitu masuk ke dalam mini bus yang berwarna hitam bertuliskan “Semoga Perjalanan anda Menyenangkan”. Pria itu akhirnya berhasil membuka pintu café, rombongan Yuda masih agak jauh dari pintu itu. Si Siswi, Remaja lelaki dan Fajar berada dibelakang mereka diikuti beberapa orang yang selamat lainnya.
                “GYAAAAAAH!!!!!”
Seorang wanita tertangkap oleh salah satu dari mereka, tangannya ditarik secara tiba-tiba. Saking kencangnya tarikan si pemangsa, wanita itu terangkat melayang diudara. Dan parahnya lagi ia dibanting ke lantai sampai lehernya patah. Lain lagi dengan nasib anak lelaki di depan wanita malang itu Anak lelaki itu harus tewas karena ketika ia melewati pintu besi menuju dapur,  pintu itu terbuka dengan kencangnya oleh si koki gila itu dan mengakibatkan tubuhnya hancur terjepit pintu besi dan tembok. Darahnya mengalir kemana-mana, dagingnya hancur seperti daging yang dicincang. Tulang-tulangnya juga hancur dan bola matanya menggelinding di lantai.
                “Aaaaaa…!!!!”
                “HUAAAA!!!”
Mereka berlari sambil berteriak tak jelas, belum lagi para pemangsa terus-terusan meraung-raung dengan suara yang mengerikan.
Mimi dan gadis kecil berhasil keluar dari Café, diikuti si ibu dan pelayan lalu Evi pun menyusul bersama Remaja lelaki itu. “ARRGGGGHHH!!!!!” Tiba – tiba dari arah samping, pria egois tadi harus merelakan bagian vitalnya pada seorang gadis kecil yang berubah menjadi pemangsa itu. Bagian vital itu habis dimakan oleh gadis itu, pria itu berteriak-teriak kesakitan. Lama-kelamaan ia berteriak sambil mengeluarkan air mata, teriakannya pun sedikit demi sedikit memelan dan nyaris tak bersuara. Ia pun melihat Mimi dan kawan-kawan yang hampir dekat dengan tujuan mereka. Pria itu melambaikan tangannya mengharapkan pertolongan. Mimi pun tiba-tiba berhenti berlari. Gadis kecil yang bersama mereka bersembunyi dibelakang Mimi.
                “ADUH!!” Remaja lelaki itu menabrak Mimi
Semuanya pun ikut berhenti.
                “Ada apa ini nak?” Tanya si Ibu
                “Kita harus menolongnya!!” Ujar Mimi
                “ Kau Gila!!” Ujar remaja itu kesal
                “Kau pikir dengan menyelamatkannya… kita akan selamat dari manusia-manusia gila yang memangsa daging kita? Sadar donk mba! Kau ini membawa dua nyawa, kalau kau nekat kau akan mati beserta bayi ini.” Ujar remaja itu
                “Dia benar Mba, yang harus kita pikirkan sekarang adalah kita sendiri.” Evi setuju
                “Tapi……”
                “Ga ada tapi-tapian..!!” Potong Remaja itu
Remaja itu langsung menarik tangan Mimi, Mimi masih memperhatikan Pria itu. Pria itu menatap Mimi dan kawan-kawan pergi meninggalkannya.
                “AAAAA…..HUAAA…..” Pria itu berteriak sambil menangis
Badannya pun ambruk ke jalan, sambil menahan rasa sakitnya ia menangis tanpa suara. Gadis gila itu masih menikmati bagian vital si pria itu yang putus dari tempatnya. Fajar dan si siswi beserta 2 orang lainnya berhasil keluar, Yuda masih memukuli musuhnya.
                “Ayo kita pergi!!” Ajak Fajar
                “Kak AYO!!” Sahut si siswi
“BUG!! BAG!!”Yuda memberikan polesan terakhir pada musuhnya. Ia pun berlari keluar, namun sayang ketika pintunya tertutup sesuatu hal terjadi padanya.
                “EEEEEKKKKK!!!! HEGHHH!!!”
Pintu pun tertutup, Yuda malah terpelanting kebelakang akibat dari dasinya tersangkut di pintu yang tertutup.
                “Oh TIDAAAK!!”
“BRAK!!” Yuda membentur pintu café. Para pemangsa berlari dari arah dalam café dan hal sial pun kembali menimpa Yuda. Belum selesai merasakan rasa pusing akibat membentur pintu, ia harus merasakan kembali hangatnya kasih sayang pintu itu. Para gerombolan pemangsa itu berlarian dari dalam café dan mendobrak pintu café dimana dasi Yuda tersangkut. “BUGHHH!!!!!” Pintu itu kembali menghantam Yuda, mukanya bonyok akibat hantaman pintu. Selain itu ia harus melayang beberapa saat di udara sebelum akhirnya mendarat di asapal jalan.
                “Kakak Ganteng!!!” Teriak si Siswi
                “Cepat tolong dia!!” Seru si Pria berkumis
                “Yudaaaaaaaaa…..!!!!!” Evi Histeris
Yuda mengalami hantaman keras dikepala. Pandangannya pun mulai buram, teriakan-teriakan rekannya pun terdengar seiring dengan hilangnya kesadarannya. Terakhir yang ia lihat adalah ketika ia diseret oleh rekannya menuju sebuah bus di depan sana.

Sementara itu dilain tempat dua orang pemuda berlarian di koridor, mereka berlari kencang sekali. Mereka dikejar oleh para manusia gila juga, namun bentuk mereka agak lain dari yang berada di café. Mereka bisa merayap didinding bagaikan seekor laba-laba, namun mereka cenderung lebih cepat daripada yang berada di café. Memang mereka memiliki luka gigitan seperti para manusia gila yang berada di café tetapi yang menjadi pertanyaan mereka sama sekali tidak membusuk dan tidak berbau busuk.
Salah satu dari mereka adalah Madi adik dari Yuda, itu bisa dilihat dari baju seragam kuliahnya. Di bajunya terpasang papan nama bertuliskan Madi. Sedangkan satunya adalah Yoni kakak tertua dari Yuda dan Madi, ia adalah calon dosen di perguruan tempat Madi kuliah.
                “Sial!! Mereka lebih cepat ketimbang yang berada diluar…” Madi menggerutu
                “Yang terpenting adalah kita harus menjauh dari mereka.” Ujar Yoni
                “Ya aku tau itu…”
Mereka berlari menyusuri koridor kampus, suara derap langkah mereka terdengar begitu jelas ke seluruh penjuru ruangan. Ditambah lagi suara-suara manusia-manusia gila itu makin keras saja. Mereka berlari menyusuri lorong-lorong koridor, melihat kesana-kemari untuk mencari tempat aman. Yoni pun menunjuk sebuah ruangan.
                “Kita sembunyi digudang aja!” Seru Yoni terengah-engah
                “Gudang?” Madi tak yakin
                “Ku pikir itu ide yang buruk….”
                “Halah….” Tepis Yoni
                “Ikuti saja perintah kakamu ini dan jangan membantah!!” Bentak Yoni
                “Tapi…..”
Tangan adiknya ia genggam, mereka menambah kecepatan. “DRAP” “DRAP” “DRAP” suara langkah mereka yang berirama. Manusia itu merayap dengan lincahnya di dinding-dinding sambil menjulurkan lidahnya sekaligus memamerkan gigi-gigi tajam mereka. “TEKKK!!!” “CLIK!!” “CLIK!!” “BLAM!!!!” Yuda membuka pintu dan  langsung masuk ke ruangan itu. Mereka pun aman untuk sementara waktu.
Si manusia gila itu langsung balik badan dan menghilang, entah apa yang ia pikirkan. Biasanya mereka selalu mendobrak paksa pintu dan memakan korbannya. Namun ia berbeda, sepertinya ia menyerah. Atau ia memiliki rencana lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar